Header Ads

Image and video hosting by TinyPic

Tata Cara Penggunaan VAR di Piala Dunia 2018

Wasit kini bisa mendapatkan bantuan VAR sebelum menentukan keputusan.

Metode Video Assistant Referee (VAR) merupakan metode baru di Piala Dunia 2018. Berikut tata cara penggunaan VAR di Piala Dunia.


Wasit asal Indonesia yang berlisensi FIFA Thoriq Munir Alkatiri membeberkan tata cara penggunaan Video Assisten Referee (VAR) yang saat ini menjadi salah satu teknologi canggih yang digunakan di Piala Dunia 2018 Rusia. 


Thoriq menjelaskan sebelum Piala Dunia 2018 dimulai, wasit-wasit sudah mendapatkan pelatihan khusus, termasuk soal VAR yang dioperasikan oleh wasit-wasit elite dunia yang dikhususkan bekerja di belakang layar. VAR bakal terlibat dalam keputusan-keputusan besar seperti penalti, kartu merah dan gol. 

Namun lanjut Thoriq, tidak semua pelanggaran memerlukan bantuan VAR. Kalau wasit merasa pelanggaran yang terjadi sudah dianggap jelas dan yakin dengan keputusan yang diambilnya, VAR tidak diperlukan lagi.

Momen ketika Christian Cueva dilanggar dan wasit harus melihat VAR.

"Tapi kalau dalam pengambilan keputusan tersebut ada suatu kejanggalan, wasit merasa ini keliru, dia bisa komunikasi melalui sistem cek ke VAR. Setelah itu baru ditampilkan tayangan ulang VAR. Bukan permintaan pemain atau tim, tapi langsung keputusan wasit," Minggu (17/6). 


Wasit asal Purwakarta itu merasa wajar jika terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan oleh wasit yang berada di tengah lapangan. Tapi jika sudah meminta VAR, keputusan yang diambil sudah harus multak kebenarannya.



"Kalau wasit yang di tengah salah diwajarkan, namanya manusia. Kalau VAR tidak boleh salah, keputusannya harus final dan keputusannya betul-betul 100 persen tidak boleh ada kesalahan lagi. Maka dari itu, orang di balik layar itu harus orang-orang yang paham peraturan," ujarnya. 


Wasit Andres Cunha tengah melihat reka ulang adegan dalam laga Prancis lawan Australia.

Thoriq menambahkan, tidak ada batasan untuk seorang wasit meminta bantuan VAR saat mengambil keputusan dalam sebuah pertandingan.


"Bisa jadi banyak menggunakan VAR, bisa jadi tidak diambil sama sekali. Setidaknya satu kali pertandingan maksimal 3-4 kali minta VAR, jarang sampai lebih dari lima kali. Kejadian itu juga dikhususkan di penalti dan kartu merah," terang Thoriq. 



Banyaknya VAR yang diminta dalam pertandingan pun dipastikan tidak akan mempengaruhi waktu pertandingan. Wasit bisa menambahkan waktu pertandingan yang terbuang karena VAR dalam waktu tambahan di akhir pertandingan. 



"Mungkin satu kali keputusan VAR membutuhkan waktu sekitar minimal 30 detik. Tidak ada batas waktunya juga, kalau misalnya sudah sangat jelas, 20 detik saja pun bisa. Tapi kalau butuh analisis, minimal 30 detik. Jadi tidak ada pengaruh ke waktu pertandingan, mungkin akan ditambahkan di injury time," sebutnya. 



Di Piala Dunia 2018, penggunaan VAR perdana sudah dipakai pada pertandingan antara Prancis ddengan Australia di babak penyisihan Grup C yang digelar di Stadion Kazan Arena, Sabtu (16/6). Kala itu Andres Cunha yang bertugas sebagai wasit sempat tidak menganggap Joshua Risdon melakukan pelanggaran terhadap Griezmann di dalam kotak penalti pada menit ke-54.



Setelah mendapatkan protes dari pemain, Cunha meminta bantuan VAR untuk melihat tayangan ulang kejadian tersebut. Hasilnya, Cunha mengubah keputusannya dan membuat Prancis mendapatkan penalti melalui Antoine Griezmann. 



"Wasit merasa ada yang ganjil. Apakah pelanggaran di dalam atau di luar kotak penalti, apakah harus kartu merah atau tidak. Akhirnya wasit menanyakan ke VAR, karena kalau misalkan sliding tackle yang dilakukan tidak mengarah ke perebutan bola itu bisa kartu merah. Tapi setelah melihat VAR menjadi jelas pemain mau ambil bola tapi kena kaki, jadi kartu kuning dan pelanggaraannya di dalam, jadi dapat penalti," jelasnya. 



VAR kedua di Piala Dunia 2018 juga digunakan pada pertandingan Peru vs Denmark di penyisihhan Grup C di Mordovia, Arena, Saranks, Sabtu (16/6). 










No comments